Saturday, February 17, 2007

Indonesia Pusaka

Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa

Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata

Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bangsa yang memujanya

Indonesia ibu pertiwi
Kau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi

_Ismail Marzuki

Pagi ini, terbangun dan teringat.Apa kabar ya Indonesiaku pagi ini?Berbicara tentang negara tercinta memang tidak akan ada habisnya, mulai dari kebanggaan hingga kesedihan yang silih berganti hingga hari ini. Indonesia, negara kaya, tapi belum bersifat kaya.Adalah pertanyaan, kenapa dengan potensi besar kita tidak menjadi besar?Adalah penasaran, saat kita berpikir keras bagaimana caranya ya untuk memperbaiki sistem yang amburakral (baca:amburadul)?Adalah kemirisan, saat menonton televisi dan melihat terlalu banyak kesedihan yang terjadi. Adalah ketakutan, saat keamanan dan kebebasan tidak lagi dimiliki.Adalah kebencian dan sakit hati, saat bibit-bibit unggul tidak dihargai dan dieksploitasi.Adalah kesedihan, kekecewaan, dan kegagalan.Tapi, adakah kebanggaan dalam hati sebagai manusia Indonesia?

Menyedihkan, ketika menemukan wacana tentang malu menjadi orang indonesia. Segala keburukan, kekurangan, kebodohan negara ini (=kita red) kini sudah mendunia dan melekat sebagai cap jelek orang Indonesia. Menyedihkan, ketika menemukan tidak sedikit ternyata yang sepakat dengan wacana demikian. Memilih untuk tidak dilahirkan menjadi seorang Indonesia.

Kalau ditilik, memang terkadang timbul rasa bingung dan penasaran. Kita memang tidak pernah memilih untuk dilahirkan dimana, oleh siapa, dan kapan. Tiba-tiba lahir, besar, dan sadar bahwa tidak sedikit dan sangat kompleksnya permasalahan yang terjadi di Negara ini. Beruntungnya orang Amerika yang terlahir menguasai dunia, beruntungnya orang Cina yang menguasai perdagangan dan memiliki keuletan tinggi.Beruntungnya kita?

Simpel saja..beruntungnya kita karena dilahirkan di Negara dengan potensi terbesar, sumber daya terbesar yang belum terjamah dan menunggu untuk diekplorasi.
Kita memang tidak memilih untuk lahir di Indonesia, tapi kita dipercaya untuk dilahirkan di sini sebagai insan-insan yang akan merubah nasib bangsa ini. Jadi jangan khawatir kawan, ini dia jatah kita, untuk mengolah segala potensi yang ada agar menjadi manfaat untuk diri kita, untuk bangsa kita, dan beribadah bagi Sang Pencipta. Kalau mau dibandingkan, jalan kita memang tidak mudah dan bukan mustahil akan menemukan banyak halang merintang di perjalanan. Tapi memang demikian adanya, semakin keras tempaan yang kita peroleh, maka akan semakin kuat dan tegar pula kita dalam menghadapi hidup ini.
Bersyukurlah telah diberi kesempatan oleh Tuhan untuk memperbaiki bangsa ini. Bersyukurlah atas kesempatan dan pengalaman yang sangat berharga. Bersyukurlah. Karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan yang sama..
Jadilah..karena kalau bukan kita, kepada siapa lagi Negara ini harus bergantung?
Bisa ko..

Kalau Ismail Marzuki lagu saja bisa mencintai bangsa ini sedemikian rupa lalu mengabadikannya ke dalam syair lagu, kenapa kita masih mempertanyakan perlunya nasionalisme dan rasa cinta tanah air sementara tidak berbuat apa-apa?


*Indonesia Pusaka selalu mengingatkan betapa berharganya tanah air bangsa

_200207