Sunday, August 19, 2007

late birthday wishes, and exam results


late birthday wishes, and exam results
Originally uploaded by _Neverletmego_

MERDEKA!!!

Indonesia tanah airku, Tanah tumpah darahku.
Disanalah aku berdiri, Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan Tanah Airku.
Marilah kita berseru "Indonesia bersatu."

Hiduplah tanahku, Hiduplah negriku,Bangsaku, Rakyatku, semuanya.
Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya.

(Refrein)
Indonesia Raya,Merdeka, MerdekaTanahku, negriku yang kucinta.
Indonesia Raya,Merdeka, Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya.

Indonesia! Tanah yang mulia, Tanah kita yang kaya.
Di sanalah aku berada untuk slama-lamanya.
Indonesia, Tanah pusaka, Pusaka Kita semuanya.
Marilah kita mendoa, "Indonesia bahagia!"

Suburlah Tanahnya, Suburlah jiwanya, Bangsanya, Rakyatnya semuanya.
Sadarlah hatinya, Sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya.

Refrein

Indonesia! Tanah yang suci, Tanah kita yang sakti.
Disanalah aku berdiri menjaga ibu sejati.
Indonesia! Tanah berseri, Tanah yang aku sayangi.
Marilah kita berjanji: "Indonesia abadi!"

Slamatlah Rakyatnya, Slamatlah putranya,Pulaunya, lautnya semuanya.
Majulah Negrinya, Majulah Pandunya
Untuk Indonesia Raya.

Refrein (2×)

Lagu ini versi 3 bait yang baru aja diresmikan oleh Deparsenipar. Selamat hari jadi untuk Indonesia. Doa dan baktiku. Bangsa ini bisa dan akan menjadi sangat besar. Semoga kita tidak harus hanya menyanyikannya satu kali setahun saat upacara kemerdekaan.
Cerita Pagi

Gw punya mimpi. Beberapa saat akhir ini, mimpi gw terusik. Kenapa? Karena seakan mimpi gw terlalu besar. Terlalu mengerikan untuk orang-orang di sekitar gw. I am an idealist. But I failed to take my friends with me. Prosesnya bikin sakit euy. Beberapa kali, gw merasa bahwa dunia segitu tidak adilnya. Gw merasa bahwa persiapan sudah dilakukan segitu besarnya, materi sudah dipikirkan segitu lamanya, dan pada pelaksanaannya pun jatuh bangunnya keterlaluan. The result: masih, hanya sebatas menjadi pewacanaan, mendobrak paradigma. Tapi mimpi gw ga terwujud apa-apa. Orang cuma ngambil keuntungan dari situ, dan gw ga bisa terima. Gw merasa bahwa orang tidak pernah mendengar. Mereka lambat, dan bodohnya mereka tidak mau mendengar. Mereka bisa mengakselerasi jika mendengar, tapi mereka memilih untuk tidak mendengar. Apa dulu Rasul seperti ini juga ya? Kenapa setiap menyuarakan sesuatu kebenaran yang baru, resistansinya begitu besar? Kita kadang tidak sadar bahwa kita menghancurkan diri sendiri, kaum sendiri secara perlahan. Leaders. Mana pemimpin yang kuat, punya prinsip, dan patut jadi teladan? Kenapa orang berlomba untuk mendapatkan posisi dan prestise, bukan prestasi? Dan bodohnya, masyarakat pun termakan dengan populisasi ini. Butuh artis, atau pemimpin? Bahkan sekarang rakyat pun memilih untuk mereka tidak bergerak kemana-mana. Kenapa harus bergerak perlahan, ketika semuanya mungkin terjadi dengan cepat? Kenapa harus memilih hal yang mudah, ketika hal yang lebih besar menanti di balik sesuatu yang menuntut usaha yang sedikit lebih besar?
Kepercayaan. Variabel kedua yang menjadi akar dari ‘kondisi’ masyarakat ini. Kita hidup di low trust society, dimana memang kepercayaan antar individu dan kelompok di sini menjadi sangat rendah. Curigaan. Tidak percayaan. Mulai dari yang terang-terangan bilang ‘tidak percaya’ sampai yang berlindung dibalik tameng kata ‘waspada’. Mungkin kita harus lebih jujur pada diri sendiri, sejauh mana sih kita percaya ke orang lain, dan sebesar apa kepercayaan yang diberikan. Mungkin kata kunci ini yang menjadi akar kenapa kita kadang tidak benar-benar 'mendengarkan'. Survey membuktikan bahwa negara dengan low trust society seperti Indonesia memang sangat lambat perkembangannya, dibandingkan dengan negara high trust society seperti Jepang atau Amerika. Bisa diubahkah kondisi ini? Tinggal memilih. Mengubah bangsa menjadi tulus, atau memanfaatkan ‘ketidakpercayaan’ bangsa ini untuk memajukannya. Pilihan yang aneh.

Listen. The world is trying to sent you message. Listen.