Friday, June 29, 2007

Barisan Nisan

matahari terlalu pagi mengkhianati
pena terlalu cepat terbakar
kemungkinan terbesar sekarang adalah memperbesar kemungkinan
pada ruang ketidak-mungkinan
sehingga setiap orang yang kami temui tak menemukan lagi satu pun
sudut kemungkinan untuk berkata “Tidak mungkin”
tanpa darah mereka mengering
sebelum mata pena berkarat menolak kembali terisi
sebelum semua paru disesaki tragedi
dan pengulangan menemukan maknanya sendiri
dalam pasar dan semerbak deodorant
atau mungkin dalam limbah dan kotoran
atau mungkin dalam seragam sederetan nisan
atau mungkin dalam pembebasan ala monitor 14 inci
yang menawarkan hasrat pembangkangan ala Levi's dan Nokia
atau dalam 666 halaman hikayat para bigot dan despot
yang menari ketika jelaga zarkot berangsur menjadi kepulan hitam
berselubung Michael Jordan di pojokan pabrik-pabrik ma'lun para
produsen kerak neraka berlapis statistik
pembenaran teatrikal super-mall
opera sabun panitia penyusun undang-undang pemilu
yang mencoba membanyol tentang kekonyolan demokrasi
yang rapi berdasi menopengi mutilasi pembebasan dengan sengkarut argumen basi
tentang bagaimana menyamankan posisi pembiasaan diri di hadapan seonggok tinja
para sosok pembaharu dunia bernama PASAR BEBAS dan perdagangan yang adil
untuk kemudian memperlakukan hidup seperti AKABRI dan dikebiri matahari
terlalu pagi mengkhianati
dan heroisme berganti nama menjadi C-4, Sukhoi dan fiksi berpagar konstitusi
menjenguk setiap pesakitan dengan upeti bunga pusara dari makam pahlawan tetangga
bernama Arjuna dan Manusia Laba-laba
pahlawan dari Cobain hingga Visius
dari berhala hingga anonimous bernama Burung Garuda Pancasila
yang menampakkan diri pada hari setiap situs menjadi sepejal bebatuan yang melayang
pada poros yang sejajar dengan tameng dan pelindung wajah para penjaga makam Firaun berkhakis
yang muncul 24 jam matahari dan gulita bertukar posisi setiap pojokan
bahkan di kakus umum dan selokan mencari target konsumen dan homogenisasi kelayakan
maka setiap angka menjadi maka dan makna
ketika kita disuguhi setiap statistik dan moncong senjata dengan ribuan unit SSK
untuk menjaga stabilitas bagi mereka yang akan dinetralisir karena menolak membuang buku Panton sebagai panduan kebenaran
sejak hitam dan putih hanya berlaku di hadapan mata sinar xerox
menolak terasuki setan dan tuhan yang mewujud dalam ocehan pencerahan kanon-kanon
degungan Big Mac dan es krim cone yang berseru,
“Beli! Beli! Beli! Konsumsi, konsumsi kami sehingga kalian dapat berpartisipasi dalam usaha para anak negeri yang berjibaku untuk naik haji!”
oh... betapa menariknya dunia yang sudah pasti
menjamin semua nyawa dan pluralitas dengan lembaran kontrak asuransi
dengan janji pahala bertubi
dengan janji akumulasi nilai lebih, bursa saham
dan dengan semantik-semantik kekuasaan yang hanya berarti dalam kala
ketika periode berkala para representatif di gedung parlemen memulai tawar-menawar jatah kursi
dan kekuatan hanya berlaku paska konsumsi cairan suplemen, tonik dan para biggot bertemu kawanan
dan cinta hanya akan berlabuh setelah melewati sederatan birokrasi ideologi berwarna merah, hijau, hitam, kuning, biru, merah, putih dan biru
dan merah
dan putih
Oh betapa indahnya dunia yang berkalang fajar poin-poin NAFTA
sehingga pion-pion negara yang berkubang di belakang pembenaran stabilisasi nasional
menemukan pembenaran evolusi mereka dengan berpetakan saluran-saluran pencerahan
para rock-stars yang lelah berkeluh-kesah
kala peluh mengering kasat di hadapan pasanggiri lalat telat pasar
dan kilauan refleksi etalase dan display berhala-berhala
berskala lebih taghut dari ampas neraka diantara robekan surat rekomendasi negara donor
perancang undang-undang dan fakta-fakta anti-teror
para arsitek bahasa penaklukan para pengagung kebebasan
kebebasan yang hanya berlaku di hadapan layar flatron kemajemukan ponsel demokrasi kotak suara dan pluralisme gedung rubuh
Oh betapa agungnya dunia di hadapan barisan nisan yang dikebiri matahari
dan terlalu pagi mengkhianati

Maka jangan izinkan aku untuk mati terlalu dini
wahai rotasi CD dan seperangkat boombox ringkih
jangan izinkan aku mendisiplinkan diri ke dalam barisan
wahai bentangan seluloid dan narasi
dan demi perpanjangan tangan remah di mulutmu anakku,
jangan izinkan aku terlelap menjagai setiap sisa pembuluh hasrat yang kumiliki hari ini
demi setiap huruf pada setiap fabel yang kututurkan padamu sebelum tidur, Zahraku, mentariku!
Jangan sedetik pun izinkan aku berhenti menziarahi setiap makam tanpa pedang-pedang kalam terhunus
lelap tertidur tanpa satu mata membuta tanpa pagi berhenti mensponsori keinginan berbisa
tanpa di lengan kanan-kiriku adalah matahari dan rembulan
bintang dan sabit
palu dan arit
bumi dan langit
lautan dan parit
dan sayap dan rakit
sehingga seluruh paruku sesak merakit setiap pasak-pasak kemungkinan terbesar
memperbesar setiap kemungkinan pada ruang ketidak-mungkinan
sehingga setiap orang yang kami temui tak menemukan lagi satu pun sudut kemungkinan
untuk berkata, “Tidak mungkin”
tanpa darah mereka mengering
sebelum mata pena berkarat dan menolak kembali terisi
Matahari tak mungkin lagi mengebiri pagi untuk mengkhianati..


sebelumnya gw agak annoyed dengan seseorang yang terus menerus mengulang-ulang puisi ini. tapi setelah dilihat dan diresapi, puisi ini emang keren banget, dan patut disebarkan ke sebanyak-banyak orang. Hidup Ucok!!!

Thursday, June 28, 2007

letter to the American people, 2006

It is possible to govern based on an approach that is distinctly different from one of coercion, force and injustice.

It is possible to sincerely serve and promote common human values, and honesty and compassion.

It is possible to provide welfare and prosperity without tension, threats, imposition or war.

It is possible to lead the world towards the aspired perfection by adhering to unity, monotheism, morality and spirituality and drawing upon the teachings of the Divine Prophets.

Then, the American people, who are God-fearing and followers of Divine religions, will overcome every difficulty.

Mahmoud Ahmadinejad
Pursuit of Happiness

Maybe happiness is something that we can only pursue. And maybe we can actually never have it no matter what.Will Smith-Pursuit of Happiness

Udah nonton Pursuit of Happiness? Semalam nonton bareng lewat leptop yang dihubungkan dengan TV berlayar besar dan datar. Menarik. Simpel. Film ini menceritakan gimana perjuangan seseorang untuk mengejar kebahagiaan. Melanjutkan tulisan saya soal menangis dan bahagia sebelumnya, film ini membuat saya semakin yakin bahwa mengejar apa yang disebut dengan 'happiness' tadi memang tidak akan pernah ada habisnya. People get what they want, but then they will chase for another want and left what they have already got behind. Loop yang tidak pernah berakhir ini hanya akan membuat kita menjadi sangat bersemangat pada awalnya, berlari dengan cepat, dan akhirnya berhenti kelelahan dan keluar dari kompetisi menuju 'kebahagiaan'.
Manusia tidak pernah puas, dan memang dirancang untuk demikian. ceritanya, cuma kita makhluk yang diberikan akal, pikiran, dan nafsu.
Pilihannya, apakah kita harus mengikuti semua keinginan? Percaturannya memang tidak akan pernah berhenti, kita bisa berkompetisi dimana dan kapan pun ketika kita mau. Kita bisa terus berlari hingga tenaga kita habis, atau kita bisa terus melompat untuk mendapatkan tempat yang lebih tinggi. Tapi intinya bukan di hasil yang kita capai, bukan di 'kebahagiaan' yang orang-orang lain definisikan. Manusia bisa memutuskan kapan dia merasa bahagia. Dari film itu juga, salah satu line favorit gw adalah waktu si Chris bilang ke anaknya.
Are you happy? because I am happy. If i am happy, and you are also happy, we are all okay.
Yup, nah, masalahnya apakah terminologi kebahagiaan itu tepat? kata 'ikhlas' mungkin lebih tepat. Dengan segala kepasrahan atas segala usaha yang telah dilakukan, diendingkan dengan perasaan ikhlas akan memberikan rasa lega yang....yah...gitulah...menenangkan.

hmm, mungkin kita perlu membuat film yang berjudul mengejar ketenangan...hehehe